KEBAHAGIAANKU BERSAMA KELUARGAKU



Sejak dulu aku hidup bersama keluargaku .sejak dulu aku diajarin ,di didik,dan di rawat dengan baik oleh orang tuaku .keluarga besarku terdiri ;Ayah Abdul Aziz, Ibu bernama Siti Zuhriyah, Kakak bernama Muhammad chamdani,Adik  kesatu ku bernama Najwa Kamillah,tetapi dia telah meninggal dunia karena sakit, itu juga menjadi kesedihan kami. Dan adikku kedua bernama Qonita Mardhotillah. Adikku tersebut bisa menjadi obat kesedihan kami,karna dia bisa mengganti adikku yang kesatu.
Di kehidupan keluargaku aku merasa kalau aku anak yang disayang, tapi aku salah ternyata orang tuaku tidak pernah pilih kasih, semuanya rata. Seperti contoh;Jika kakakku dibeliin baju, pasti aku dan adik-adikku juga dibeliin. Karena orang tuaku sayang kepada anak-anaknya.Orang tuaku ingin kalau anak-anaknya dipondokkan semua, juga ingin anak-anaknya  menjadi orang yang baik,berakhlakul karimah,dan berharap bisa menjadi hafiz hafidloh.
Aku sangat sayang kepada keluargaku. Karena kasih sayangnya ,didikkannya,dan perhatiannya tidak pernah kurang kepada kami. Tanda-tanda bahwa aku sayang kepada keluarga dan orang tua kami adalah aku selalu mendoakanya setelah sholat, kuselipkan nama-nama mereka didalam doaku dan kukirimkan al- fatihah kepada mereka.
Aku sangat bahagia dan bersyukur karena di Maddinku/TPQ, yang menjadi guru dan kepala TPQ adalahorang tuaku sendiri.Jadi jika orang tuaku mengajarku di TPQ, jika aku belum memahami materinya dirumah aku langsung Tanya kepada orang tuaku dan aku menjadi paham.
Suatu hari, bulan Ramadhan telah tiba, aku dan keluargaku menymbut datangnya bulan Ramadhan. Di bulan Ramadhan tersebut banyak pengalaman yang tak pernah ku lupakan dengan keluargaku. Misalnya, berbuka puasa bersama keluarga di rumah, terkadang ngabuburit bersama ayah dan adik ke pasar, ibu sedang memasak untuk berbuka puasa. Setelah berbuka puasa kia sholat maghrib berjamaah, tidak lama kemudian, kami sholat isya dan tarawih bersama dimushola sampai selesai, tetapi terkadang adikku menangis, jadi ibu pulang ke rumah terlebih dahulu, walaupun shalat  tarawihnya belum selesai[ karena adikku rewel]. Setelah sholat tarawihnya selesai aku dan teman-temanku membaca tadarus al-Qur’an di mushola bersama-sama. Lalu ibu  dan ayahku bertadarus al- Qur’an di rumah.Setelah beberapa jam aku pulang kerumah dari mushola,jika sudah mengantuk aku langsung tidur, tapi kalau aku belum mengantuk aku menonton televisi dulu baru tidur.Setelah itu tepat pukul 03.30, ibuku kadang ayahku membangunkan aku untuk  sahur bersama. Aku kadang bangun dan kadang tidak bangun, kalau tidak bangun aku di tarik sama ayah. Jadi aku bangun terus sahur bersama keluarga sambil menonton televisi, Momen itu sangat menyenangkan bagiku. Pada bulan Ramadhan kadang di malam hari ada suara petasan yang menandakan bahwa hari raya akan segera tiba.
Setelah bulan Ramadhan selesai kami menyambut datangnya hari raya idul fitri.Pada malam hari raya idul fitri, aku bertakbiran bersama teman-teman dimushola. Banyak orang yang berdatangan kerumahku untuk memberikan zakat fitrah. Karna ayah ku bertugas menerima zakat fitrah, jadi dirumahku banyak beras berkarung-karung. Kadang aku sedang takbiran bersama teman-teman , ada yang menyalakan petasan, aku bersama teman-temanku, adikku, dan saudaraku melihat petasan tersebut.
Keesokan harinya pada pukul 03.00 WIB ibuku bangun untuk memasak nasi untuk sarapan pagi,tapi kalau ibu tidak sempat memasak ibu harus memesan makanan. Setelah shalat shubuh kami sarapan di meja makan bersama ayah dan ibu setelah itu kami mulai mengucapkan MINAL AIDZIN WAFAIDZIN kepada keluarga besar kami. Pertamakali aku meminta maaf kepada kedua orang tua,kakak,dan adik.Setelah aku meminta maaf kepada keluargaku, aku meminta maaf kepada tetanggaku, teman-temanku,dan saudaraku. Setelah aku bersilaturrahim bersama keluarga keliling kampung kadang-kadang aku memberi uang kepada adikku. Aku sangat senang sekali.
Lebaran hari kedua aku,keluargaku,dan warga sekampungku bersilaturrahim ke rumah pak lurah, pak carek,dan pak ustadz. Disana aku dan yang lain makan-makan,doa-doa,dan kadang diberi uang.Setelah itu kita pulang. Sampai di rumah tetangga dan teman-temanku ada yang pergi ke saudarnya. Aku dirumah saja bersama keluarga menunggu saudaraku datang.
                                                         ITULAH KEBAHAGIAANKU      


Posting Komentar

0 Komentar